Diet Makan Siang Bernama Kurikulum

Kini makin jelas bahwa babak akhir dari kisah panjang 200 tahun institusi legendaris yang kita sebut sekolah sudah semakin dekat.Tembok-tembok sekolah bertumbangan satu per-satu diterjang oleh gelombang internet. Syukurlah, pendidikan bukan sekedar persekolahan.

Sekolah hanyalah makan siang di warung dekat rumah. Masih ada sarapan dan makan malam di rumah untuk anak- anak kita.Tesis Ivan Illich makin terbukti bahwa pendidikan universal justru akan diuntungkan oleh agenda mengurangi perse- kolahan atau deschooling melalui pengembangan Jejaring Belajar yang lentur dan non-formal.

Sungguh mengherankan justru di saat paradigma sekolah semakin tidak relevan di abad 21, Kemendikbud seolah memasang taruhan besar masa depan bangsa ini di atas kurikulum sekolah. Masa depan bangsa ini tidak ditentukan oleh persekolahannya, tapi oleh pendidikannya. Kegagalan membedakan keduanya bisa berakibat melumpuhkan seperti menyamakan kesehatan dengan pelayanan kesehatan oleh rumah sakit.

Wacana tentang Kurikulum 2013 yang sok penting dan genting oleh Kemendikbud tidak saja ilusif tapi juga menyesatkan. Menyesatkan karena wacana tersebut telah mengubur masalah pendidikan kita yang lebih mendasar tapi dibiarkan saja terbengkalai : guru yang tidak kompeten dan tata kelola pendidikan yang buruk. Kurikulum 2013 semakin merampas kewenangan daerah dalam mengelola pendidikan, melemahkan manajemen berbasis sekolah, mendegradasi prakarsa dan kemandirian guru, serta memperburuk ketidakpercayaan Kemendikbud pada guru sete- lah kewenangan profesionalnya dikerdilkan oleh kebijakan Ujian Nasional yang ikut menentukan kelulusan.

Ilusif karena prestasi pendidikan seseorang tidak hanya ditentukan oleh di mana kita bersekolah, apalagi oleh kurikulum. Prestasi pendidikan kita lebih banyak ditentukan oleh sikap pribadi yang dibentuk sejak dilahirkan di rumah oleh keluarga, serta pengalaman hidup dengan semua pahit getirnya di luar sekolah. Inilah yang saya ibaratkan pendidikan keluarga di rumah sebagai sarapan dan makan malam kita, sementara bersekolah hanya makan siangnya saja. Pribadi sukses tahu persis bahwa sarapan ber- sama keluarga yang disiapkan Ibu di rumah jauh lebih penting daripada makan siang.

Perbaikan mutu pendidikan tidak mungkin diserahkan pada sekolah, apalagi pada kurikulumnya. Peningkatan pendidikan yang penting justru dengan memperkuat keluarga. Upah buruh yang rendah adalah an- caman serius atas kemampuan keluarga di rumah menyediakan lingkungan yang kondusif bagi pembentukan sikap dan karak- ter anak.

Sementara itu pendidikan bisa terjadi di mana saja, tidak hanya di sekolah. Pembentukan sikap peduli, toleran, bersih dan disiplin justru banyak dibentuk dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.

Bis yang bersih, aman, datang dan pergi tepat waktu, dengan sopir yang ramah, serta obrolan akrab antar sesama penumpang adalah pendidikan kewarganegaraan yang jauh lebih efektif dan bermakna dari pada kuliah Pancasila dan kewargane- garaan satu semester.

Kurikulum hanya resep makan siang. Bahkan bukan makan siangnya. Menu yang akan tersaji masih akan ditentukan oleh ketersediaan bahan-bahan masakan yang bermutu, serta kompetensi kokinya. Di samping itu, anak yang sudah sarapan dengan gizi yang cukup, tidak terlalu membutuhkan makan siang. Hanya anak-anak yang tidak diberi sarapan di rumah yang cukup lapar untuk menyantap makan siang seragam di sekolah yang bisa amat membosankan.

Untuk anak yang sehat dan bersarapan dengan baik, menu makan siang yang sederhana tidak akan bermasalah. Hanya anak yang sakit dan berkebutuhan khusus yang membutuhkan diet makan siang yang njlimet dan rinci yang dirancang oleh teknokrat ahli. Anak yang sehat tidak membutuhkan diet rinci semacam itu.

Kurikulum 2013 terlalu rinci. Ini meremehkan kecerdasan anak-anak, dan menghambat prakarasa inovasi guru untuk melakukan adaptasi secara ruang, waktu dan pribadi anak yang unik. Kurikulum 2013 akan menyebabkan penyeragaman yang masif yang justru meminggirkan keberagaman. Mengatakan bahwa “guru akan dipermudah, tidak perlu menyiapkan Lesson Plan” justru jebakan berbahaya yang akan melemahkan kemandirian dan meningkatkan ketergantungan guru. Pembinaan guru yang baik justru dengan memberi mereka tantangan-tantangan, bukan memperluas zona nya- man mereka.

Wacana publik oleh Kemendikbud tentang Kuriku- lum 2013 sebagai taruhan besar mencerminkan pemujaan berlebihan pada persekolahan. Harus segera disadari bahwa masa depan bangsa ini terletak pada kekuatan keluarga di rumah, bukan pada warung dekat rumah yang disebut sekolah. Resep diet makan siang canggih ala Jakarta tidak akan berpengaruh banyak pada kesehatan anak kita, selama mereka men- dapatkan sarapan yang bergizi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *